LIMA Butir PANCASILA

Generasi Jaman Now

"Lok,kamu gak upacara?" Tanya ku pada anak sulung ku, tau kah apa jawabnya? "Enggak mi,katanya upacara hanya untuk kelas 5&6". Jleb... Pantes anak jaman sekarang gak ada yang cinta sama bangsanya,pantes anak jaman sekarang gak hapal lagu-lagu wajib kebangsaan. Miris banget rasanya. Dulu upacara senin memang kegiatan yang menyebalkan bagi ku,tapi kini betapa aku merindukan moment tersebut. Sempat terfikir apa ya maksudnya kok gak ada upacara? Tapi ya sudhlah mungkin ini hanya di sekolah anak ku saja. Iseng nanya ke beberapa teman dan keponakan usia Sd ternyata jawaban nya sama kelas satu-kelas 3 tidak upacara,upacara hanya kelas 5&6 saja,upacara khusus kelas 6 saja, whats??? Owh iya mungkin karena di Sd swasta, tapi no....ternyta di beberapa Sd negri pun hanya kelas 5&6 saja yang upacara.-_-

Mangkin bingung saya,dan semangkin berfikir apa Indonesia akan semangkin damai saat anak cucu saya besar nanti? Ragu rasanya,karena dari sekolah tidak di tanamkan cinta dan hormat pada bangsa,menurut saya upacra adalah dasar dari cara mendidik anak-anak untuk cinta pada bangsanya. Kenapa? Karena dalam upacara,anak-anak tanpa sadar menghapal undang-undang,menghapal pancasila,mengheningkan cipta merangsang mereka untuk saling menghargai karena dengan darah pahlawan lah Indonesia merdeka. Kalau ini terus di diamkan ya begini lah nasib Indonesia jaman now karena generasi jaman now yang kurang di didik untuk cinta bangsanya.

Ngajak baby nonton,biar paham arti pancasila yang sebenarnya

LIMA

Satu Juni kemarin saya berkesempatan hadir untuk nonton film yang berjudul LIMA,film ini menceritakan tentang perbedaan dalam satu rumah namun tetap damai. Di mulai dari orang tua mereka yang berbeda agama dan tiap anak memiliki hak untuk memilih agama nya masing-masing namun tetap rukun. Terlihat sangat nyaman rumah tangganya meskipun di hati saya brontak karena di agama Islam, agama yang saya anut pernikahan beda agama tidak lah sah,dan haram hukumnya. Dari ketiga anak mereka memiliki karir yang berbeda, anak pertama mereka beragama islam dan seorang pelatih renang yang sangat berjiwa nasionalis,anak kedua mereka beragama nasrani mengikuti ayahnya,dia memiliki bisnis distro dengan sisi agama yang cukup kuat. Anak ketiga mereka masih SMA dan beragama islam seperti ibu dan kakak pertamanya.

Saat menonton film ini, ingatan saya kembali berputar ke era 90an dimana masih terasa damai pebedaan agama namun kental akan KKN. Jelas sekali dimana di era itu yang boleh sukses hanyalah pribumi,warga ketuaranan hanya segelintir yang boleh maju membawa nama negri. Belum lagi saat ini semakin merajalelanya bahwa rakyat kecil pasti kalah di mata hukum,sementara yang berduit akan menang dengan kesalahannya.Namun disana saya amat sangat rindu kedamaian beragama seperti dulu. Dimana kita saling support,toleransi tinggi dan sangat tertanam cinta tanah air. Terasa setiap denyut nadi ini membawa sila-sila perdamaian yang jelas tertulis dalam Pancasila.

Saya merasakan sekali bahwa sang sutradara benar-benar ingin menyapaikan sepenggal kalimat "Hallo...ini loh Indonesia itu,sudah kah Pancasila di perilaku mu?" .

        Film ini besutan sutradara Lola Amaria yang memang terkenal Nasionalisnya. Lola sangat peka apa yang sedang di butuhkan oleh rakyat Indonesia. Saat ini kita sedang butuh penyulut yang menyemangati kita akan bangga Indonesia dan damai negri ini. Keren dan salut untuk kru,dan pemain yang luar biasa totalitasnya dalam film ini,semoga pesan moralnya tersampaikan oleh generasi milenial.

Untuk kalian yang kemarin sudah menonton film LIMA,jangan lupa ikuti Blog Competion persembahan Shopback dengan tema Apa Arti Pancasila Untuk Mu? Dengan hadiah jutaan rupiah sebelum tanggal 14 juni 2018....